Senin, 28 Agustus 2023 09:02 WIB - Dilihat: 88
SUGAWA.ID – Penganiayaan warga hingga tewas yang diduga kuat dilakukan oleh tiga oknum TNI salah satunya membuat Panglima TNI Laksamana Yudo Margono geram. Panglima TNI meminta tiga anggota yang terlibat dihukum seberat-beratnya.
Senada dengan Panglima TNI, Pengacara asal Aceh, Teuku Luqmanul Hakim, S.H., M.H., angkat bicara terkait terduga pelaku utama, Praka RM.
“Informasi yang saya dapat, Praka RM ini berdinas di kesatuan Batalyon Pengawal Protokoler Kenegaraan (Yonwalprotneg) , sangat tak pantas melakukan hal sekeji itu. RM mencoreng nama TNI dan Paspampres tentunya,” ungkap Luqman.
Selanjutnya Luqman menyebut fenomena ini dikhawatirkan berkelanjutan menjadi penyakit ‘moral decadence’ yang biasa disebut kemerosotan moral. Oknum-oknum ini dikategorikan sebagai manusia amoral.
Luqman juga menyebut kemungkinan pulang ke kampung halamannya dan segera bertemu keluarga korban, berupaya melakukan pendampingan hukum.
“Saat ini saya belum bisa berbicara banyak, yang jelas sesama orang Aceh dan atas dasar kemanusiaan saya akan bertemu keluarga korban, terpenting pelaku sudah ditahan dan saya yakin pasti dipecat,” ucapnya melalui sambungan telepon.
Secara terpisah mantan Kombatan GAM (Gerakan Aceh Merdeka) bidang Logistik, Razali yang akrab disapa NyakLi yang kini menjadi tim investigasi BAI (Badan Advokasi Indonesia) di Aceh bersiap mengunjungi rumah korban.
“Dari pihak Aceh Merdeka ex KOMBATAN GAM Tgk .Ilyas (Liahlet) Razali alias Nyakli Maop, M. Yiunus (intevret) sedang mempersiapkan kunjungan kerumah keluarga almarhum,” ujar Razali alias Nyakli secara tertulis melalui WhatsApp, Senin (28/8/2023).
Pihaknya meminta keadilan untuk warga Aceh, serta meminta Panglima TNI menindak tegas dan meminta penanganan kasus ini harus berjalan secara transparan.
“Saya selaku warga Aceh kecewa dengan apa yang dilakukan oleh oknum Paspampres itu, semasa saya di GAM dijelaskan hukum di Indonesia tidak seperti itu, kami di sini berharap oknum tersebut mendapat hukuman mati,” tegasnya.
Lebih lanjut Razali mengungkapkan rasa kecewanya, “seharusnya sebagai abdi negara memberi contoh baik, bukan memeras 50 juta lalu mengancam akan membunuh jika tidak dikirim secepatnya,” ucap Razali menjelaskan percakapan yang ada di rekaman video yang tengah viral. ***(Shendy Marwan)