Selasa, 12 September 2023 08:12 WIB - Dilihat: 51
SUGAWA.ID–Sebanyak 890 sudah dipindahkan oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kemenkumham ke Lapas , Cilancap, Jawa Tengah. Ratusan narapidana itu berasal dari berbagai lapas di sejumlah daerah seperti Jakarta, Palembang, Sumatera Utara, dan sebagainya.
Dirjenpas Rynhard Silitonga dalam jumpa pers pengungkapan Transnational Organized Crime (TOC) Narkotika dan TPPU Jaringan Fredy Pratama di Lapangan Bayangkara, Jakarta Selatan, Selasa (13/8/2023) mengatakan di Nusakambangan, para bandar narkoba tersebut ditempatkan dalam sel pengamanan super maksimum. “Dalam satu sel hanya ada satu orang,” tuturnya.
Menurut Dirjenpas Reynhard Silitonga pihaknya selalu bekerjasama dengan Bareskrim Polri untuk melakukan upaya pencegahan dan pembinaan. Namun dia tak memungkiri adanya narapidana yang bermain barang haram tersebut dan Jenderal bintang dua itu memastikan akan menyikat habis para narapidana yang mengedarkan narkoba atau yang menjadi bandar.
“Di lapas, kami selalu bekerja sama dengan Polri untuk pengawasan sekaligus pembinaan,” ujarnya.
Bareskrim Polri bersama dengan Royal Malaysia Police, Royal Malaysian Customs Departement, Royal Thai Police, Us-Dea, Bea dan Cukai, Kejaksaan, Badan Narkotika Nasional (BNN), , dan instansi lainnya berhasil menyita 10,2 ton sabu dan 116.346 ekstasi milik jaringan Fredy Pratama.
Dari hasil kejahatan para tersangka, penyidik juga menyita Rp10,5 triliun aset dari sangkaan pasal TPPU. Fredy Pratama sendiri hingga kini masih buron dan belum diketahui keberadaannya.
Polri Komjen Wahyu Widada mengungkapkan, jaringan Fredy Pratama ini terbilang sangat rapi dan terstruktur peredarannya.
“Dari hasil evaluasi tim Bareskrim Polri, ada kesamaan modus operandi yang digunakan oleh para sidikat tersebut, yaitu penggunaan alat komunikasi, yaitu menggunakan Blackberry Messengger Interprice, Prima, dan Wayers saat berkomunikasi,” ujar Wahyu.
Setelah dilakukan penelusuran oleh tim Bareskrim, peredaran narkotika yang ada di Indonesia, bermuara pada satu orang yaitu Fredi Pratama. “Yang bersangkutan mengedarkan narkoba di Indonesia dari Thailand, dan daerah operasinya yaitu di Indonesia dan Malaysia Timur,” lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Wahyu Widada juga memberikan penghargaan kepada seluruh pihak terkait atas kerjasamanya dalam pengungkapan jaringan narkoba ini. Salah satu penghargaan diberikan kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS) Kemenkumham Reynhard Silitonga. ***