Minggu, 3 September 2023 10:25 WIB - Dilihat: 37
SUGAWA.ID – Deklarasi Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) dari Koalisi Perubahan Persatuan (KPP) di Hotel Majapahit, Surbaya, Jawa Timur Sabtu 1 September 2023 untuk justru akan sangat menguntungkan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“Menurut saya keputusan PKB justru sangat menguntungkan Ganjar sebab akan ada limpahan suara dari kalangan Nahdliyin kepada Ganjar Pranowo dan potensi itu besar,” kata Politikus Deddy Yevri Sitorus di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar Pranowo, Jakarta, Sabtu 1 September 2023.
Politikus PDIP Deddy Yevri Sitorus berkeyakinan menguatnya dukungan kalangan Nahdliyin kepada Ganjar Pranowo karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi.
Pertama sosok Ganjar terkenal sangat religius dan memiliki hubungan baik dengan kalangan warga Nahdlatul Ulama atau Nahdliyin.
Bahkan, Ganjar Pranowo sangat diterima oleh para kiai . Sementara factor lainnya, istri Ganjar, Siti Atiqoh Supriyanti merupakan anak Akhmad Musodik Supriyadi.
Untuk diketahui Akhmad Musodik merupakan anak dari kiai di NU Karanganyar yang bernama Kiai Haji Hisyam A. Karim. “Mas Ganjar sangat religius bahkan istrinya juga anak kiai yang cukup dikenal di Jawa Tengah,” ujar Deddy Yevri Sitorus.
Selain itu sosok Ganjar adalah sosok yang lengkap, baik sebagai pribadi maupun pengalaman di bidang pemerintahan.
“Pernah jadi anggota DPR dan gubernur dua periode. Ini berarti Ganjatr menguasai benar masalah-masalah pemerintahan, anggaran, kebijakan publik dan birokrasi. Ganjar punya rekam jejak yang mumpuni sebagai gubernur pada era otonomi daerah, sangat paham dunia anak muda, gaya komunikasinya santun dan dekat dengan rakyat,” jelas Deddy.
Dia menambahkan Ganjar akan menyelesaikan dan menyempurnakan pekerjaan dan program yang sudah dikerjakan Pak Jokowi.
“Mereka berdua berasal dari rahim ideologi yang sama. Di sisi lain, Pak Ganjar punya tantangan yang berbeda dengan Pak Jokowi, tentu akan punya program-program baru yang selaras dengan tantangan yang akan dihadapi,” pungkasnya.
Sementara secara terpisah Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) KH Yahya Cholil Staquf meminta bakal calon presiden dan calon wakil presiden tak mengatasnamakan Nahdlatul Ulama dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.