SUGAWA.ID – Dalam Mitologi Yunani kuno, banyak hal yang bisa diambil selain kisah para dewa dewi Olympus dan beberapa diantaranya memiliki makna hidup yang masih relevan dengan zaman sekarang. Salah satunya adalah kisah seorang pemuda bernama Icarus.
Legenda Singkat Icarus
Icarus adalah putra dari Daedalus, seorang arsitek dan penemu paling jenius di Kreta. Ketika keduanya dipenjara oleh Raja Minos karena Daedalus membantu Theseus melarikan diri dari labirin Minotaur, sang ayah menciptakan sayap dari bulu dan lilin agar mereka bisa melarikan diri lewat udara, satu-satunya jalan keluar yang tersisa.
Sebelum terbang, Daedalus memberi nasihat kepada Icarus, putranya:
Jangan terbang terlalu tinggi, karena panas matahari akan melelehkan lilinmu. Tapi jangan juga terlalu rendah, karena ombak laut akan membasahi sayapmu.
Namun, saat keduanya melayang di langit biru, Icarus terbuai oleh kebebasan. Ia menanjak semakin tinggi, menikmati euforia terbang tanpa batas. Matahari pun mencairkan lilin sayapnya, bulu-bulu terlepas, dan ia jatuh ke laut, yang kemudian dinamai Laut Icarian, di dekat pulau Samos.
Makna dari Sebuah Kejatuhan
Kisah Icarus sering dipandang sebagai peringatan tentang kesombongan, tentang manusia yang berani menantang batas dan akhirnya binasa oleh ambisinya sendiri. Namun, jika kita melihatnya dengan cara berpikir yang luas: Kisah Icarus bukan hanya membahas tentang kejatuhan, tapi tentang pencarian makna dan keberanian untuk bermimpi.
Icarus adalah simbol keinginan manusia untuk terbang lebih tinggi, untuk mencapai sesuatu yang lebih besar dari dirinya. Ia bukan sekadar bocah yang bodoh dan ceroboh, melainkan gambaran semangat manusia untuk tumbuh, meskipun tahu risikonya.
Kita hidup di masa di mana ambisi dan pencapaian menjadi ukuran keberhasilan. Dunia memuji mereka yang “terbang tinggi” , berprestasi, sukses, viral, kaya, dan terkenal. Namun, seperti Icarus, semakin tinggi kita terbang tanpa keseimbangan, semakin besar pula risiko terbakar oleh tekanan, ekspektasi, dan rasa tidak pernah puas
Namun di sisi lain, Daedalus juga memperingatkan agar tidak terbang terlalu rendah. Terlalu takut mencoba, terlalu nyaman di bawah, juga membuat sayap kita basah dan kehilangan daya. Hidup yang terlalu aman sering kali berarti kehilangan kesempatan untuk tumbuh.
Pencapaian dan Keseimbangan
Dalam kehidupan modern, “terbang terlalu tinggi” bisa berarti terlalu terobsesi dengan hasil , karier, status, pengakuan, hingga melupakan diri sendiri. Sedangkan “terbang terlalu rendah” bisa berarti takut keluar dari zona nyaman, enggan mencoba, dan akhirnya tidak berkembang.
Icarus mengajarkan bahwa pencapaian sejati tidak diukur dari seberapa tinggi kita terbang, tetapi seberapa bijak kita menjaga keseimbangan.
Kita butuh mimpi untuk naik, tapi juga butuh kesadaran untuk berhenti ketika sayap mulai terasa panas. Kita butuh keberanian untuk berambisi, tapi juga kebijaksanaan untuk menerima bahwa tidak semua orang ditakdirkan menyentuh matahari.
Setiap orang adalah Icarus dalam versinya masing-masing : ingin bebas, ingin berhasil, ingin melihat dunia dari ketinggian. Tapi hidup bukan sekadar soal terbang tinggi, tetapi mengetahui kapan harus turun, kapan harus istirahat, dan kapan harus menikmati angin di sayap kita.













