SUGAWA.ID – Dalam budaya Tiongkok, hewan bukan sekadar makhluk hidup, melainkan juga sebagai simbol yang sarat makna filosofis dan spiritual. Sejak ribuan tahun lalu, bangsa Tiongkok memandang alam sebagai cerminan tatanan kosmos: manusia, hewan, dan langit saling terhubung dalam keseimbangan yin dan yang. Tak heran jika beberapa hewan menjadi lambang suci yang dihormati hingga kini, baik dalam mitos, seni, fengshui, maupun perayaan tradisional.
Berikut lima hewan yang paling dipuja dalam budaya Tiongkok dan makna mendalam di baliknya.
1. Naga (龙 / Lóng): Sang Penguasa Langit
Dalam budaya Tiongkok, naga bukanlah monster jahat seperti yang tertulis di legenda Barat. Naga justru menjadi perwujudan dari simbol kekuatan, kebijaksanaan, dan keberuntungan. Karena itu kaisar Tiongkok kuno menyebut dirinya sebagai “Anak Naga,” dan pakaian kebesaran kekaisaran dihiasi motif naga berwarna emas.
“Naga adalah simbol tertinggi dari tatanan surgawi dan legitimasi kekuasaan,” jelas Dr. Xu Lihua, peneliti simbolisme tradisional di Universitas Peking. “Ia bukan sekadar makhluk mitos, tapi representasi harmoni antara manusia dan alam yang menjadi fondasi filosofi Tionghoa.”
Hingga saat ini, tarian naga masih menjadi bagian tak terpisahkan dalam perayaan Imlek dan Cap Go Meh. Tarian ini melambangkan doa agar tahun baru membawa rezeki dan kemakmuran.
2. Phoenix (凤 / Fènghuang): Simbol Keanggunan dan Keharmonisan
Phoenix atau Fènghuang menggambarkan keindahan, kebajikan, dan keseimbangan antara yin dan yang. Ia sering dianggap pasangan dari naga dan juga mewakili permaisuri bagi sang kaisar.
Burung Phoenix atau Fènghuang dipercaya hanya muncul di masa pemerintahan yang damai dan penuh kebajikan.
Menurut Prof. Lily Zhang, ahli mitologi Tionghoa dari Fudan University, “Phoenix adalah lambang tatanan moral dan keanggunan. Dalam konteks sosial, ia menjadi metafora bagi perempuan ideal yang membawa kedamaian dalam keluarga dan kerajaan.”
Karena itu, phoenix juga menjadi simbol pernikahan yang harmonis, dan sering muncul dalam dekorasi pakaian pengantin Tionghoa tradisional.
3. Harimau (虎 / Hǔ): Penjaga yang Gagah dan Pelindung dari Roh Jahat
Harimau dalam budaya Tiongkok dipercaya sebagai simbol dari keberanian, kekuatan, dan perlindungan. Dalam kepercayaan rakyat, Harimau Putih (Bái Hǔ) adalah penjaga arah barat dalam kosmologi empat hewan suci.
Dalam praktik budaya rakyat, banyak keluarga di pedesaan menempatkan gambar harimau di depan rumah mereka sebagai penangkal roh jahat.
Sejarawan budaya Tionghoa, Chen Jianhua, menjelaskan bahwa, “Harimau adalah simbol kekuatan dunia bawah. Ia melindungi manusia dari energi negatif, sekaligus menegaskan keberanian moral seseorang dalam menghadapi kesulitan hidup.”
4. Kura-Kura (龟 / Guī): Lambang Umur Panjang dan Kestabilan
Kura-kura memiliki tempat khusus dalam mitologi Tiongkok. Hewan ini mewakili simbol umur panjang, kebijaksanaan, dan ketenangan. Bentuk cangkangnya yang bundar di atas dan datar di bawah dianggap menggambarkan langit dan bumi.
Dalam fengshui, patung kura-kura sering diletakkan di rumah atau kantor, karena dipercaya bisa menarik energi positif dan umur panjang.
Ahli fengshui klasik, Master Zhou Wen, menyebut bahwa, “Kura-kura adalah penjaga energi bumi. Ia membawa keberlanjutan dan kestabilan—dua hal yang menjadi fondasi harmoni hidup menurut ajaran Dao.”
5. Qilin (麒麟 / Qílín): Hewan Suci Pembawa Kedamaian
Qilin adalah makhluk mitologis yang paling lembut dan penuh kebajikan. Ia digambarkan memiliki tubuh menyerupai rusa, sisik seperti naga, dan ekor panjang seperti singa.
Legenda menyebutkan bahwa Qilin hanya akan muncul di masa pemerintahan raja yang adil dan penuh kebajikan, atau saat lahirnya orang besar—seperti Konfusius.
Menurut Prof. Wen Huifang, peneliti mitologi klasik dari Shanghai University, “Qilin adalah manifestasi dari kemurnian moral. Ia menjadi simbol bahwa kebaikan sejati akan melahirkan kemakmuran dan kedamaian, bukan melalui kekuatan, tetapi melalui kebajikan.”
Simbol Kehidupan dan Filosofi
Kelima hewan ini bukan sekadar bagian dari mitos kuno, melainkan cerminan filosofi bangsa Tiongkok tentang hubungan harmonis antara manusia dan alam.
Naga menghubungkan langit dan bumi, phoenix menghadirkan keseimbangan, harimau menjaga dunia dari bahaya, kura-kura menopang kestabilan, dan qilin membawa kedamaian.
Dalam masyarakat modern, simbol-simbol ini masih hidup—diukir pada gerbang kuil, dijadikan motif busana, hingga dihadirkan dalam film dan festival. Mereka menjadi pengingat bahwa di balik kemajuan teknologi dan modernitas, jiwa budaya Tiongkok tetap berdenyut dalam kisah hewan-hewan suci ini.













