SUGAWA.ID – Dalam sejarah panjang Tiongkok, nama permaisuri kerap menghiasi lembaran istana, tak hanya sekadar sebagai pendamping kaisar, tetapi juga sebagai figur berpengaruh yang mampu mengubah jalannya sejarah.
Di balik tahta, kecantikan para permaisuri sering menjadi simbol sekaligus senjata politik. Beberapa di antaranya bahkan dikenang sebagai perempuan tercantik sepanjang sejarah Tiongkok.
Berikut ini adalah beberapa permaisuri cantik yang pernah mengguncang sejarah Tiongkok.
- Wang Zhaojun (王昭君) – Kecantikan yang Menyatukan Bangsa
Wang Zhaojun dikenal sebagai salah satu dari Empat Wanita Tercantik Tiongkok. Ia dipilih menjadi permaisuri karena kecantikannya yang alami. Zhaojun kemudian dinikahkan dengan pemimpin suku Xiongnu untuk menjaga perdamaian antara Han dan bangsa perbatasan.
Menurut sejarawan Tiongkok, Prof. Li Ling dari Universitas Beijing, “Kecantikan Wang Zhaojun bukan sekadar fisik, tetapi juga simbol diplomasi. Ia memperlihatkan bagaimana perempuan bisa menjadi jembatan politik lintas budaya.”
- Yang Guifei (杨贵妃) – Pesona yang Mengguncang Dinasti Tang
Permaisuri Yang Guifei dari Dinasti Tang dianggap sebagai wanita dengan kecantikan luar biasa. Kulitnya lembut, tubuhnya berisi—ideal pada masa itu—dan kecerdasannya memikat Kaisar Xuanzong.
Namun, kecintaan sang kaisar kepadanya juga menjadi salah satu pemicu kekacauan politik, terutama Pemberontakan An Lushan.
Dr. Jonathan Spence, pakar sejarah Tiongkok dari Yale University, menulis, “Kecantikan Yang Guifei adalah simbol kemewahan Dinasti Tang, tetapi juga menjadi alegori tentang bagaimana kelemahan personal seorang kaisar bisa membawa keruntuhan negara.”
- Zhao Feiyan (赵飞燕) – Tubuh Ringan Seperti Terbang
Permaisuri Zhao Feiyan dari Dinasti Han disebut memiliki tubuh yang sangat ramping dan ringan hingga dijuluki “Feiyan” (walet terbang).
Konon, ia mampu menari dengan langkah seolah melayang di udara. Kecantikannya membuat Kaisar Cheng terpesona, namun ia juga dikenal licik, bahkan dituding terlibat dalam intrik istana.
Menurut Prof. Xu Zhonghua, sejarawan di Shanghai Normal University, “Zhao Feiyan mewakili sisi lain dari kecantikan istana: memikat sekaligus berbahaya. Ia menunjukkan bagaimana kecantikan bisa menjadi alat perebutan kekuasaan.”
- Xi Shi (西施) – Cantik yang Menghancurkan Negara
Walau bukan permaisuri dalam arti resmi, Xi Shi kerap dimasukkan dalam legenda kecantikan istana. Ia dipersembahkan kepada Raja Fuchai dari Wu untuk melemahkan negeri itu.
Strategi berhasil—Wu runtuh, dan Xi Shi dikenang sebagai perempuan yang “membuat ikan berhenti berenang” karena terlalu terpesona melihatnya.
Antara Legenda dan Realitas
Bagi orang Tiongkok, kisah permaisuri tercantik bukan hanya soal wajah, tetapi bagaimana kecantikan mereka terkait erat dengan diplomasi, intrik, dan bahkan kejatuhan sebuah dinasti.
Sejarawan modern menekankan bahwa di balik pesona mereka, selalu ada konteks politik dan sosial yang lebih besar.
Seperti dikatakan Prof. Evelyn Rawski, pakar sejarah Tiongkok dari University of Pittsburgh, “Kecantikan permaisuri dalam sejarah Tiongkok adalah metafora tentang kekuasaan: ia bisa menjadi alat penyatuan, tetapi juga pemicu kehancuran.”