SUGAWA.ID – Di tengah sorotan tenis puteri dunia yang didominasi nama-nama besar seperti Coco Gauff dan Iga Świątek, terselip satu nama dari Indonesia yang konsisten mengibarkan Merah Putih yakni Aldila Sutjiadi.
Petenis kelahiran Jakarta, 2 Mei 1995 ini kini menjadi simbol kebangkitan tenis Indonesia di level global. Baru-baru ini, Aldila Sutjiadi bersama Janice Tjen menorehkan prestasi membanggakan dengan menjuarai nomor ganda putri WTA 125K Suzhou, Tiongkok.
Sejak usia lima tahun, Aldila Sutjiadi sudah akrab dengan raket dan bola tenis. Di bawah bimbingan sang ayah, ia berlatih di lapangan-lapangan sederhana di Jakarta.
“Saya jatuh cinta pada tenis sejak kecil. Setiap hari latihan, meski panas, tidak pernah terasa berat,” ungkap Aldila Sutjiadi dalam salah satu sesi wawancara.
Dedikasi itu berbuah ketika ia berhasil menembus University of Kentucky, Amerika Serikat, dengan beasiswa penuh.
Di kampus tersebut, Aldila Sutjiadi meraih berbagai penghargaan, termasuk Doubles All-American (2016 dan 2017) serta penghargaan akademik Elite 90 Award. Ia juga mempersembahkan gelar nasional pertama untuk Kentucky di nomor ganda — pencapaian bersejarah di dunia tenis kampus AS.
Selepas kuliah, Dila meniti karier profesional di sirkuit ITF sebelum akhirnya mencatat sejarah di WTA Bogotá 2022. Bersama partnernya Astra Sharma, ia menumbangkan unggulan dan membawa pulang gelar WTA pertama untuk Indonesia sejak 2003, melanjutkan jejak Angelique Widjaja.
“Rasanya luar biasa. Bukan hanya kemenangan pribadi, tapi kemenangan untuk tenis Indonesia,” ujarnya saat itu.
Tak berhenti di situ, Aldila Sutjiadi juga mempersembahkan medali emas Asian Games 2018 di nomor ganda campuran bersama Christopher Rungkat sekaligus menandai kebangkitan tenis Indonesia di kancah Asia setelah 16 tahun puasa emas.
Spesialis Ganda
Kini, Aldila Sutjiadi dikenal sebagai spesialis ganda yang disegani di tur WTA. Ia memiliki refleks cepat, komunikasi solid dengan rekan main, serta insting tajam membaca arah bola.
Pada Oktober 2023, ia bahkan menembus peringkat 26 dunia di nomor ganda — pencapaian tertinggi dalam kariernya sejauh ini.
Menurut Bambang Suprianto, pelatih tenis nasional, kiprah Aldila Sutjiadi menunjukkan arti penting konsistensi dan manajemen karier yang matang.
“Aldila adalah contoh bahwa pemain Indonesia bisa bersaing di level dunia jika dikelola dengan benar — baik fisik, mental, maupun dukungan kompetisi,” ujar sang pelatih.
Di luar lapangan, Aldila Sutjiadi dikenal rendah hati dan aktif berbagi kisah perjuangannya kepada atlet muda. Ia sering menekankan pentingnya pendidikan bagi atlet.
“Pendidikan membantu saya berpikir lebih tenang di lapangan. Menang itu penting, tapi proses belajar jauh lebih berharga,” tuturnya.
Dari lapangan kecil di Jakarta hingga panggung besar dunia, Aldila Sutjiadi telah menulis babak baru dalam sejarah tenis Indonesia. Ia bukan hanya atlet, tetapi juga simbol ketekunan, disiplin, dan mimpi yang diwujudkan lewat kerja keras.
Setiap kali ia melangkah ke lapangan, ada harapan baru — bahwa bendera Merah Putih akan terus berkibar di arena tenis dunia.





_-_panoramio-e1760928594996.jpg)


-e1760098626616.jpg)




